Rabu, 24 April 2013

POHON PADA PERKARANGAN YANG SAMA



Pohon yang dulu pernah tinggal di perkarangan itu, dan tumbuh tidak terlalu lama. Yang kecil tapi sangat rimbun, pernah menjadi inspirasi saya kini telah tinggal dalam perkarangan yang lebih luas dengan tempat yang seharusnya.

Perkarangan itu menjadi tempatku tumbuh, lebih lama dari yang sebelumnya. Dan saya telah banyak belajar dari pohon sebelumnya.

Saya akan hidup di sini lebih baik dari sebelumnya, untuk seseorang yang akan menjaga dan merawatku. Sampai kapanpun saya akan tetap di sini, tidak akan pernah berpindah pada perkarangan manapun, agar ketika pemilikku membutuhkan teman yang bisa mencurahkan hatinya, ia bisa bercerita sesuka hatinya tanpa takut aku pergi atau jauh darinya.

Terima kasih pohon yang sebelumnya hadir, mengajari pemilikku cara merawat dan menjaga saya dengan begitu indah dan sederhana, hingga saya takut kehilangannya. Dalam kerinduan yang mengalir antara saya dan pemilikku, ada kamu yang mengalir di dalam kenangannya, dan mungkin tidak akan lepas. Dan saat ini saya belajar ikhlas :')

Selasa, 16 April 2013

SAYA TAK SEHEBAT PENYAIR PUJANGGA

Ini sudah terlalu lama, sangat lama.
Bagaimana mungkin hanya tetesan embun bisa menjadi topik hangat di buah bibir para penyair. Kamu 'katanya' bukan siapa-siapa mereka, jadi bisakah saya menggantung harapan saya merindukanmu, embun?
Saya tak sehebat para penyair pujangga, tapi kita bisa saling mengisi aneka irama tentang rasa yang nestapa.


Banyak cerita menyisir rasa menjadi sebuah asa, yang tidak pernah kita tau kapan waktunya.
Tapi, bagaimana jika penyairmu dulu kembali memanggilmu, meneriakimu berpulang padanya?
Saya takut, takut mendung mengabutkanmu hilang dari pandangan. Saya tak sehebat penyair pujangga.
Kamu terletak dalam satu dimensiku, yang tidak ada orang yang tahu, dan mampu mecurimu dari pandanganku.

Naasnya, aku begitu cemburu.
Mengotori karya penyairmu -dulu- dengan rasa keingin tahuanku.
Meneriaki namamu dari penikmat karya penyairmu.


Sampai saat ini, telalu begitu lama.
Saya bukan penyair pujangga yang bersuara bak ombak memecah samudera.
Aku takut embunku, aku takut kamu hilang dari pandanganku, hilang dari ketidak tahuanku.
Aku takut.






Cimahi, 16 April 2013